masukkan script iklan disini
Sepatutnya kita tahu bahwa oleh karena Nya kita
masih bisa membuat hari sekarang menjadi semakin berarti, karena banyak dari
hal yang telah dilalui kemarin menjadi bahan renungan untuk hari kedepan, dan
sepantasnya pula kita selalu berpikir untuk memperbaikinya dihari ini. Seperti
pepatah yang berkata jika hari ini kadarnya masih sama seperti hari-hari
sebelumnya maka sesungguhnyalah kalian berada dalam kerugian.
Sesuatu rizki yang indah sekali ketika hati ini masih bisa
merindukanmu, suatu hal yang indah sekali tangan ini masih bisa menggenggam
dunia, suatu keindahan yang nyata sekali ketika mata ini masih bisa melihat
semesta. dan dari semuanya tercipta rasa syukur yang begitu membahana kepadanya
sang pemberi segala yang ada didunia. Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang
telah menciptakan alam semesta.
Mengawali pagi ini dirasa hati sangatlah berbeda dengan hari
kemarin, karena dari hari kemarin terdapat banyak sesuatu hal yang merugikan,
diantaranya dengan pembangkangan atas waktu, diisi dengan kekosongan, tidur
berlebihan, dan bermain lantas lupa akan waktu.
Barangkali hal tersebut
haruslah menjadi bahan renunganku sejenak ketika hendak menunaikan shalat shubuh.
Aku bermunajat kepada-Nya, perihal kekosongan ku dihari-hari sebelumnya agar
menjadi batu loncatan penting untuk membangun hari ini dan kedepannya, biar
kelak tidak akan ada waktu yang terbuang sia-sia tanpa hal yang bermanfaat.
Begitupun ketika hendak keluar melangkahkan kaki, dirasa
sekali bahwa ke tidak inginan jejak yang sama terulang seperti hari kemarin,
menjadi hal yang patut direnungi betapa kita berada dalam kerugian. Sungguh
sesuatu anugerah yang tiada tara, ketika pemaknaan hari kemarin menjadi
pembelajaran penting untuk hari-hari kelak, terucap rasa syukur sambil menghela
nafas akan kenikmatan dari-Mu yang maha Agung.
Aku tidak ingin menorehkan jejak
pada satu tempat yang sama seperti hari kemarin, aku senantiasa berdoa pada-Mu
agar selalu senantiasa diberi cahaya terang untuk menerangi setiap langkah kaki
ini melangkah, dan memudahkan langkah untuk menjejakan kaki ditempat yang belum
pernah terjamah oleh ku. Berilah jalan bagiku untuk senantiasa memperhatikan
apa yang telah kau ciptakan di langit dan dibumi. Ya hayyu, ya qayyum,
birahmatika astaghitsu.
Tak sampai disana, ternyata nikmat Tuhan masih terasa ketika
hendak ku berjalan dari rumah Allah menuju altar tempatku berteduh. Aku melihat
satu bintang terang yang indah mewarnai bumi, sinarnya mulai meredup seiring
datangnya mentari.
Begitu haru sekali hati ini, barangkali terbesit hati ingin
berujar padanya "apakah engkau (wahai bintang), merasakan apa yang aku
rasakan sekarang ini?. Merasa bersyukur masih diberi hari untuk menerangi bumi.
Takjub sekali hati ini ketika dirasa begitu indahnya alam semesta, dan bahwa
hanya dengan kedua bola mata kecil ini, kita bisa melihat langit yang terhampar
luas diatas sana. {Maka, nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan.}
(Ar-Rahman:13)
Sungguh nikmat dan anugerah yang indah sekali dari mu, ya
Karim. Dari hendak ku menunaikan shalat shubuh ternyata Engkau masih menampakan
cahayanya dari manapun itu, Engkau masih menyayangiku dengan menegurku akan
kehidupan. Semoga apa yang telah aku renungi pagi ini, akan senantiasa
membawaku selalu kepada jalan yang diridhoi oleh-Mu. وِمِنْهُم مَّن
يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (2:201, ”Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka".)