Labels

Iklan

Bahasa dan Kebudayaan di Pare

Muhammad Zaki Al Aziz
December 21, 2010
Last Updated 2010-12-21T09:59:32Z
masukkan script iklan disini

Antara bahasa dan kebudayaan di Pare ( perkampungan bahasa inggris )

Pernah kita pelajari didalam mata kuliah sosiolinguistik bahwa suatu kebudayaan itu tidak luput dari suatu bahasa, dimana satu sama lain saling beriiringan dan saling mengisi. Ada yang berpendapat bahwa bahasa mempengaruhi kebudayaan, dan ada juga yang mengatakan budaya mempengaruhi suatu bahasa. Sebenarnya untuk mencari hakikat tersebut sangat sulit karena bahasa dan kebudayaan saling berhubungan dan saling menguntungkan. Yang harus kita mengerti ialah hubungan antara kedua nya.

Mungkin itulah yang sebenarnya terjadi di Pare, sebuah kecamatan kecil yang amat tenang di keramaian kota kediri, dan sebuah desa yang sudah sangat tidak asing dikalangan para mahasiswa. Dimana di pare terkenal dengan adanya perkampungan bahasa inggris. Sepintas kita berpikir mengapa ada di kota kediri?dan mengapa terjadi fenomena seperti ini?

“Yang paling awal berkembang dan diminati memang kursus Bahasa Inggris. Saat ini dari 84 lembaga di seluruh Kecamatan Pare, paling tidak 80-an persen mengajarkan Bahasa Inggris,” ungkap Muhammad Kalend (61), pendiri BEC sekaligus tokoh yang berada di balik perkembangan sentra kursus bahasa Inggris di Pare “

Mengutip dari tulisan teman saya di blog milis, bahwa sekarang sudah ada 84 lembaga yang mengajarkan bahasa inggris dengan metode-metode tertentu. Bisa kita bayangkan begitu banyaknya lembaga-lembaga yang hadir di desa tulung rejo ini, apa yang menyebabkan itu terjadi dan begitu banyak?. Kembali kepada pembahasan bahasa dan kebudayaan, mungin kita akan begitu kesulitan untuk membuat kesimpulan bahwa bahasa telah mengubah pare menjadi sebuah kecamatan yang terkenal, tapi perlu digaris bawahi bahwa masyarakat juga bagian yang penting dalam hal ini, dimana masyarakat berperan untuk membudidayakan apa yang telah ada, tanpa adanya masyarakat yang menyadari mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi.

Bahasa itu akan berfungsi, jika terjadi interaksi sosial di kalangan masyarakat (Padeta, 1992 : 11).

"Kebudayaan adalah sistem aturan-aturan komunikasi yang memungkinkan suatu masyarakat terjadi, terpelihara dan dilestarikan". Nababan

Sedikit mengutip pada tulisan Nababan yang mengatakan bahwa sesuatu tanpa dibudayakan tidak akan terpelihara dan tidak akan terjadi, begitu pula hal nya tentang fenomena yang terjadi di Pare, tanpa adanya masyarakat mungkin lembaga-lembaga yang sekarang banyak tidak akan terjadi ataupun terbentuk.

Sebenarnya metode apa yang membuat bahasa inggris itu dapat diterima dimasyarakat pare. Mungkin kalau berbicara metode kita sulit untuk menjawab metode apa yang digunakan. Karena selama saya mengenal pare tidak ada satu orangpun yang bertanya apa sih yang menyebabkan hal ini terjadi di masyarakat pare. Sangatlah sulit untuk menjawab hal seperti ini, karena kita dihadapkan pada kasus diatas tadi, kita bisa saja menjawab karena bahasa telah menjadi kebudayaan ataupun karena masyarakat telah membudidayakan ini. Kembali lagi pada hubungan antara kebudayaan dan bahasa, sebagaimana telah kita tahu diatas, bahwa mungkin ke duanya itu bisa berjalan seiring satu sama lain, dan juga bisa saling menguntungkan satu sama lain. Fenomena yang terjadi di pare tidak akan terlepas dari masyarakat itu sendiri yang mampu membudidayakannya, karena masyarakat itu sendiri ialah penutur utama bahasa yang dikembangkan.

Salah satu ciri utama dari pare ialah banyaknya variasi-variasi dialek bahasa inggris yang dipakai para penuturnya, karena banyaknya orang-orang yang datang dari luar pare yang memungkinkan terjadinya Cross cultural understanding ( saling silang paham antar budaya yang berbeda ). Sangat menarik sekali bila kita mengalaminya sendiri mendengar bahasa inggris dalam logat jawa medok, sunda, madura dan lain2. hal itu pula yang menyebabkan terjadinya varian dalam dialek bahasa inggris di pare.
Akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa pengembangan bahasa inggris dipare tidak bisa terlepas dari peran masyarakat itu sendiri yang mampu menjaga dan melestarikannya sampai sekarang ini. Karena bila masyarakat itu tetap selalu menjaga dan melestarikannya akan menjadi suatu kebudayaan yang tetap berjalan.

Muhammad Zaki Al-Aziz
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl